Mengapa RuPaul kurang beresonansi dengan "homoseksual pria kulit putih yang keras"

Kisah RuPaul tentang Keberanian di Dunia yang Tidak Toleran

Di dunia yang terus tidak toleran terhadap kelompok-kelompok yang terpinggirkan, RuPaulo, sang ratu drag yang legendaris, tidak pernah memiliki keinginan untuk menyembunyikan identitas aslinya. Sebaliknya, dia merangkul aspek-aspek identitasnya yang mungkin telah menghambatnya dan mengubahnya menjadi landasan bagi karier dan komunitasnya yang termasyhur. Bahkan sebelum mendapat pengakuan global, RuPaul yakin bahwa tidak ada alasan untuk meremehkan dirinya sendiri.

Dalam memoar barunya, House of Hidden Meaning, sang ikon menggali pengalamannya hidup sebagai pemuda gay kulit hitam di Atlanta pada tahun 1970-an. RuPaul mengungkapkan bahwa terkadang dia merasa terputus dari kedua komunitas tersebut.

"Saya sangat bingung. Saya pikir setiap orang gay memiliki pengalaman yang sama dengan saya," katanya ketika dia diterima oleh majalah Out - publikasi saudara dari Advocate - sebagai bintang sampul bulan Maret/April. "Saya pikir berpikir di luar kebiasaan ada hubungannya dengan homoseksualitas, tetapi ternyata tidak."

Di satu sisi, RuPaul menyaksikan kehidupan komunitas kulit hitam religius yang taat beribadah di siang hari namun pergi ke rumah bordil di malam hari bersama para pekerja seks waria. Di sisi lain, dia mengalami komunitas "homoseksual pria kulit putih" yang keren yang membenci apa pun yang berhubungan dengan ras atau feminitas.

RuPaul menjelaskan bahwa bahkan ketika kariernya berkembang, ia masih mengalami "pertemuan dengan homoseksual pria kulit putih maskulin yang memandang saya dengan kebencian yang kuat, kebencian terhadap diri sendiri yang tampak dari luar; homofobia yang terinternalisasi dalam diri mereka seperti sebuah cibiran."

RuPaul mencatat bahwa kedua kelompok tersebut bersembunyi dan keduanya berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang sama. Namun, ketika dia mulai membangun hubungan berdasarkan keaslian, faktor-faktor ini akhirnya menjadi kekuatan terbesarnya.

"Seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa ada pengalaman yang berbeda," katanya. "Ketika saya menemukan suku saya yang sebenarnya, kesamaan yang kami miliki adalah berpikir di luar kebiasaan. Kami adalah orang Bohemia yang tahu bahwa kaisar tidak mengenakan pakaian. Kredo kami adalah 'Jangan tertipu oleh kepura-puraan, hadapi kebenaran'."

Kisah RuPaul bukan hanya tentang penerimaan diri dan keberanian, tetapi juga tentang menemukan tempat di dunia yang tak kenal ampun. Pengalaman dan kebijaksanaannya memberikan inspirasi bagi semua orang yang mencari identitas diri dan identitas komunitas.

tren modis

Cerita Terbaru

id_IDBahasa Indonesia