Sebagai kolumnis biseksual, saya membagikan apa yang saya pelajari dari pernikahan hingga hak istimewa kaum straight.

我作為雙性戀者的建議專欄作家所學到的東西,從婚姻到直通特權

Sebagai seorang blogger, saya memiliki hak istimewa untuk mendalami dan berbagi tentang berbagai topik, tetapi hari ini saya ingin membahas satu topik khusus - identitas dan tantangan biseksual. Topik ini terinspirasi dari pengalaman Lewis Oakley, seorang kolumnis yang memberikan saran kepada komunitas biseksual dan akan menerbitkan sebuah buku berjudul Bisexuality: The Basics.

在過去三年中,劉易斯成為了許多雙性戀者在他們最黑暗時刻尋求建議的依靠。他們分享了自己的秘密,這些秘密他們認為連最親密的朋友和家人也無法理解。這份重大的責任讓劉易斯深感榮幸,也讓他意識到雙性戀者面臨的挑戰和困惑。

Ide awal Lewis untuk kolom nasihatnya adalah sebuah kebetulan. Sebagai seorang pria biseksual yang terbuka, ia sering menerbitkan artikel dan wawancara di media tentang pengalaman biseksualnya. Artikel dan wawancara ini menarik perhatian para biseksual dari seluruh dunia untuk menulis surat kepadanya dan berbagi cerita serta pertanyaan. Hal ini membuat Lewis menyadari bahwa banyak biseksual yang merasa terisolasi dan sangat membutuhkan nasihat yang disesuaikan dengan masalah mereka.

Melalui interaksi dengan para biseksual ini, Lewis mengidentifikasi tiga masalah yang berulang: coming out, kurangnya teman biseksual, dan merasa tidak cukup dengan identitas biseksualnya. Masalah-masalah ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh komunitas biseksual dalam mencari pengakuan dan dukungan.

Menjadi terbuka merupakan tantangan besar bagi banyak orang biseksual. Statistik menunjukkan bahwa biseksual adalah kelompok yang paling kecil kemungkinannya untuk terbuka di antara komunitas LGBTQ+. Banyak pria biseksual yang sudah lama berbagi cerita dengan Lewis mengungkapkan keinginan mereka untuk terbuka tentang biseksualitas mereka dengan istri mereka, tetapi mereka tidak ingin membuka hubungan mereka atau meninggalkan pasangan mereka. Kisah-kisah ini menyoroti kompleksitas dan tantangan untuk menjadi terbuka.

Masalah lainnya adalah kurangnya teman biseksual. Banyak biseksual merasa terisolasi karena mereka tidak memiliki teman biseksual yang dapat diajak berbagi pengalaman dan meminta nasihat. Perasaan terisolasi ini membuat mereka bergantung pada nasihat homoseksual atau heteroseksual daripada dukungan dari orang-orang yang berbagi pengalaman ketika mereka menghadapi masalah yang berkaitan dengan biseksualitas.

Terakhir, banyak biseksual yang merasa bahwa mereka tidak cukup biseksual. Hal ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa pengalaman hubungan mereka tidak sesuai dengan gambaran stereotip biseksualitas, atau karena mereka berada dalam hubungan heteroseksual dan merasa bahwa mereka tidak dapat menyuarakan pendapat mereka dalam komunitas LGBTQ+.

Pengalaman Lewis dan buku "Biseksualitas: Dasar-dasarnya" yang akan segera terbit mengingatkan kita akan keragaman tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh komunitas biseksual. Dengan berbagi kisah-kisah ini dan menawarkan saran khusus, kita dapat membantu kaum biseksual menemukan identitas dan membangun komunitas yang lebih mendukung dan inklusif bagi mereka.

tren modis

Cerita Terbaru

id_IDBahasa Indonesia