Mengapa kaum homoseksual sering kali memiliki kakak laki-laki? Jelajahi korelasi di baliknya.

兄弟姊妹的科學:探索家庭中的性向與出生順序之間的關聯

Dalam masyarakat saat ini, para ilmuwan terus mengeksplorasi ilmu pengetahuan di balik perilaku manusia, dan salah satu bidang yang menarik adalah dampak struktur keluarga terhadap orientasi seksual seseorang. Baru-baru ini, NPR meluncurkan serial baru berjudul The Science of Siblings, yang menyelidiki bagaimana saudara kandung kita memengaruhi kehidupan kita, mulai dari uang dan kesehatan mental hingga ke tingkat molekuler.

Bagian dari seri ini berfokus pada topik yang sudah lama ada dan menarik: mengapa homoseksual sering kali menjadi anak bungsu dalam keluarga mereka? Pertanyaan ini menarik minat saya, dan sebagai seorang homoseksual dan anak bungsu dalam keluarga saya, saya menemukan perspektif ini tidak hanya menarik, tetapi juga menjelaskan pengalaman pribadi saya dalam beberapa hal.

Dalam mempelajari topik ini lebih dalam, saya menemukan bahwa fenomena ini, yang dikenal sebagai "efek urutan kelahiran saudara laki-laki", didukung oleh bukti yang kuat dalam komunitas ilmiah. Penelitian telah menunjukkan bahwa pria yang memiliki lebih banyak saudara laki-laki yang lebih tua lebih cenderung menjadi gay. Temuan ini telah dikonfirmasi berkali-kali di seluruh dunia, mulai dari Kanada dan Amerika Serikat hingga Samoa, Meksiko bagian selatan, Turki, dan Brasil.

Sebuah penelitian terbaru yang menganalisis lebih dari 9 juta orang Belanda tidak hanya mengkonfirmasi efek ini, tetapi juga menemukan bahwa homoseksual perempuan juga lebih mungkin memiliki saudara laki-laki yang lebih tua. Temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa mekanisme biologis yang setidaknya menjelaskan sebagian dari fenomena ini.

Para ilmuwan telah mengajukan 'hipotesis imunitas ibu' untuk menjelaskan fenomena ini, yang menunjukkan bahwa respons imun ibu terhadap protein yang diproduksi oleh kromosom Y pada janin laki-laki dapat memengaruhi orientasi seksual janin laki-laki berikutnya. Meskipun teori ini belum terbukti secara meyakinkan, teori ini menawarkan penjelasan yang memungkinkan.

Namun, bidang penelitian ini juga menimbulkan beberapa kekhawatiran dan kontroversi. Justin Torres, penulis novel semi-otobiografi We Animals, mewaspadai penelitian yang mengaitkan orientasi seksual dengan faktor biologis. Ia khawatir bahwa hal tersebut dapat menghidupkan kembali prasangka dan diskriminasi terhadap kaum homoseksual, dan memperingatkan kita untuk waspada terhadap niat dan konsekuensi potensial di balik penelitian ilmiah.

Meskipun demikian, bidang penelitian ini tidak diragukan lagi menarik dan menantang pemahaman kita tentang hubungan antara orientasi seksual, struktur keluarga, dan biologi. Seiring dengan semakin berkembangnya seri Science of Siblings, kami menantikan lebih banyak lagi penemuan dan wawasan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap keragaman orientasi seksual.

Hak Cipta 2024 NPR

tren modis

Cerita Terbaru

id_IDBahasa Indonesia